Jumat, 18 November 2011

DIKLAT GURU IPA MTS

Diklat merupakan suatu momentum yang cukup baik dalam rangka membentuk tenaga pengajar yang lebih berdedikasi,kreatif dan inofatif sehingga ke depan diharapkan mampu mencetak generasi yang siap pakai,mandiri dan bertanggung jawab.Namun demikian  hambatan,rintangan sudah pasti mengikuti di depan ,di belang dan di samping.Simak cerita "Ana"berikut.
Diklat Guru IPA dibuka pada hari senin,14-11-2011di Balai Diklat Keagamaan Denpasar,namun informasi yang sampai pada guru(lombok Barat) hari selasa,15-11-2011 pukul 10.00 Wita,begitu menghadap ke Depag setempat,calon peserta diminta langsung berangkat supaya setidaknya sore sudah sampai Denpasar.Dalam kebingungan calon peserta boking tiket ke konter-konter namun jawabannya selalu sudah penuh kecuali kalau mau berangkat malam, akhirnya kita putuskan untuk menerima saja jadwal yang ada daripada tidak berangkat.Sesampai di Bandara Ngurah Rai Denpasar kita Pesen Taxi,setengah jam dalam perjalan sopir taksi mengaku tidak tau alamat yang akan dituju,benar atau tidaknya Allohu 'aklam ahirnya muter- muter kota Denpasar sambil sesekali nanyak sana-sini,akhirnya tepat pukul 10.00 wita alamatnya dapat diketemukan.Tiba di Balai Diklat bingung lagi, cari panitia turun-naik gak ketemu sementara perut sudah menyerang dengan hebatnya,masuk keruang makan bertemu dengan pak Dimiati,ngobrol-ngobrol ngalur ngidul,beliau cukup prihatin akhirnya dipersilahkan makan dan disuruh menempati kamar yang masih kosong buat sementara.Masuk di dapur di sana ada nasi dan lauk tinggal kuahnya saja beberapa potong leher ayam, sementara nasinya telanjang bulat (tidak tertutup sedikitpun dengan wadah yang kurang menggairahkan),karena serangan perut yang semakin dahsyat ya...masuk juga ahirnya.
Sehari berlalu datang lagi bahaya yang lain yaitu giliran laptopnya yang tidak beres,dipakai masih bisa tapi suaranya idak mau keluar,oleh salah seorang tutor disarankan untuk di Instal sound nya,ahirnya di instal pada tutor tsb.e.......malah digorok juga dengan harga mahal,300 % dari standar ongkos instal di Mataram,sementara persiapan uang tidak cukup untuk ongkos sebesar itu,untung masih ada yang mau ngasih pinjem.Udeh, yach,apek nich.